Menjelang Idul Adha, perekonomian di Kota Toboali, Bangka Selatan, masih lesu. Hal ini terlihat dari daya beli masyarakat yang terus menurun signifikan.
BANGKA SELATAN, MARIKITABACA.ID - Penyebab utama kondisi ini adalah banyaknya mata pencaharian warga yang mati suri.
"Kita masyarakat kecil ini tidak minta banyak, semoga perekonomian di Bangka Selatan, khususnya di Kota Toboali, kembali pulih. Sudah muak tidak ada perubahan, sementara permintaan kebutuhan sehari-hari semakin meningkat," ujar Ridho, seorang warga Toboali kepada marikitabaca.id, Selasa (11/6/2024).
Ridho juga menekankan pentingnya peran pemerintah setempat untuk mencari solusi dalam memulihkan ekonomi di Bangka Selatan.
"Memang krisis ini dirasakan dampaknya di seluruh Indonesia, namun setidaknya pihak terkait dapat memberikan solusi, bukan hanya menciptakan program-program yang tidak bermanfaat," tambahnya.
Ilham, seorang pedagang pasar di Toboali, merasakan hal yang sama. Menurutnya, daya beli masyarakat sudah mulai melemah sejak pasca Pemilu kemarin.
"Ini terjadi pasca Pemilu kemarin, dan seluruh masyarakat merasakan dampaknya. Pimpinan berganti belum juga dirasakan dampak serius peningkatan ekonomi, malah bobrok tanpa ampun menghajar perekonomian masyarakat bawah," katanya.
Ilham juga menyoroti kenaikan harga sembako dan BBM yang semakin memberatkan masyarakat. "Selain harga sembako melambung tinggi, BBM juga ikut naik. Masyarakat Indonesia ini disuruh mati secara perlahan, apakah ini yang diharapkan oleh pemerintah kita? Jadi tolonglah wahai wakil rakyat dan peran pemerintah untuk peka, jangan hanya bisa menghabiskan uang negara saja," tandasnya.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat kecil di Toboali, yang berharap adanya langkah nyata dari pemerintah untuk memperbaiki perekonomian di daerah mereka.
Penulis: Tris JQ