Lagi, Pelayanan Bank SumselBabel Bikin Muak Nasabah

Selasa, 13 Februari 2024 12:09 WIB | 3.123 kali
Lagi, Pelayanan Bank SumselBabel Bikin Muak Nasabah

Bank SumselBabel mendapat sorotan negatif dari nasabahnya sendiri/foto: net

PANGKALPINANG, MARIKITABACA.ID - Pelayanan Bank SumselBabel lagi-lagi mengecewakan nasabahnya sendiri. Bukannya berbenah setelah ada kritikan dari nasabah beberapa waktu lalu, pelayanan mereka justru dirasa makin amburadul oleh nasabah.

Seperti diceritakan Rusni, Selasa (13/2/2024), pada tanggal 1 Februari sekitar pukul 18.00 WIB atau jam 6 sore, dia melakukan transfer Rp 2 juta ke rekening BRI. 

Sial bagi Rusni, saldonya terpotong namun uang tidak masuk ke rekening tujuan. Lalu, tanggal 2 Februari  2024 kartu ATM miliknya tertelan di mesin ATM Bank SumselBabel sekitar pukul 7 pagi. 

"Di hari yang sama sekitar pukul dua siang saya melapor ke Bank SumselBabel dekat kantor gubernur. Hal yg dilaporkan antara lain ATM tertelan dan transfer yang tidak masuk ke rekening penerima,” kata rusni.

Nah, setelah melapor tersebut, dapat disimpulkan kalau kartu ATM tidak dapat lagsung diganti karena pada saat itu dia tidak membawa buku tabungan, walau sudah verifikasi nama ibu kandung dan tanggal lahir.

"Serta saya membawa Hp yang digunakan untuk aplikasi BSB. Sehingga nanti akan dihubungi jika kartu ATM sudah diambil dari mesin ATM oleh petugas yang ditunjuk dari Bank SumselBabel," jelasnya sambil menambahkan, untuk uang transfer yang tidak masuk ke rekening penerima proses paling lama 14 hari kerja tidak termasuk hari libur dan Sabtu-Minggu.

"Kita sudah lewat prosedur, tapi mereka seperti template. Harusnya kalau canggih, ya pasti langsung bisa," keluh ASN di Pemprov Babel ini.

Hal serupa pun dirasakan oleh Adit, yang juga ASN. Tanggal 7 Februari 2024, dia ingin tarik tunai, tetapi uangnya tidak keluar dan saldo sudah terpotong.

“Jadi waktu itu tanggal 8 Februari pas libur bersama, saya ke SumselBabel Pusat untuk tarik tunai. Pas mau narik lama banget mesin ATM loading, akhirnya saya batalin. Pindah ke mesin yang kedua. Ternyata sama, eror. Lalu, di sore hari saya memutuskan untuk tarik tunai, di situ saya baru sadar kalau saldo saya terpotong dua kali karena permasalahan sebelumnya," cerita Adit.

Akhirnya dia berinisiatif menghubungi CS. Panggilan pertama tidak respon karena mungkin menjelang maghrib. Dia tidak putus asa. Dia terus mencoba hingga akhirnya ditanggapi.

"Tapi yang bikin saya kecewanya di tengah-tengah lagi bikin laporan, malah putus, kayak ditutup gitu telponnya. Terus menurut saya CSnya ribet dan tidak ada ditelpon balik pasca pelaporan itu,” ujar Adit.

Dia kecewa kenapa harus eror pas libur panjang. Sedangkan orang butuh duit untuk membeli sesuatu. Selain itu harus menunggu 14 hari kerja, dan itu terpotong banyak libur. 

Kasus berbeda dialami pegawai yang lain, Jaya. Pada hari Rabu tanggal 7 Februari 2024 malam saat akan melakukan transaksi mobile banking SumselBabel, Jaya mengeluhkan tidak bisa login pada aplikasi Mbanking Sumselbabel dan tertera harus aktivasi. 

“Setelah saya masukkan aktivasi dengan nomor rekening, saya mendapat OTP melalui sms. OTP tersebut saya masukkan sesuai dengan kode yang ada di SMS tetapi tidak bisa, saya coba kembali tahapan itu ternyata tidak bisa dan layar muncul aktivasi tidak tersedia. Sebenarnya memang saya akan melakukan transaksi melalui aplikasi Brimo Bank BRI, namun karena transaksi gaji dari kantor melalui Bank Sumselbabel, maka dengan terpaksa saya melakukan transaksi dari MBanking SumselBabel,” kata Jaya.

Akhirnya ia mencoba untuk datang ke Bank SumselBabel ke Kantor Kas Pembantu di Kompleks Kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung pada hari Selasa, 13 Februari 2024, setelah libur Imlek. Alih-alih agar cepat selesai dan tidak mengganggu pekerjaan, dia datang di pagi hari setelah absen dari kantor. Namun ternyata belum ada petugas dan yang ada hanya OB/petugas kebersihan, padahal waktu telah menunjukkan pukul 08.15 WIB.

"Saya begitu kecewa kepada layanan Bank Sumselbabel, tidak hanya sistimnya saja tetapi kinerja karyawan yang menurut saya jauh dari layanan prima. Seharusnya sebagai layanan publik, terlebih seluruh transaksi administrasi di Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Bank SumselBabel, harus meningkatkan layanannya," serunya.

Belum lagi dia mengaku pernah komplain karena melakukan transaksi dengan layanan Qris Bank SumselBabel di salahsatu minimarket. Transaksi Qris tidak berhasil namun saldo tetap terpotong.

"Petugas Bank tersebut hanya bilang agar saya mencoba konfirmasi kepada pihak minimarket, padahal saya tidak tahu nama dan nomor petugas di minimarket. Apakah saya harus mencari petugas minimarket itu untuk menanyakan uang saya diterimanya atau belum, karena mereka juga sama sekali tidak mendapat notifikasi atas transaksi saya. Dengan terpaksa saya harus relakan uang saya itu hilang," ceritanya.

Seharusnya kata Jaya, dengan sistim IT yang canggih saat ini, semua transaksi bisa terlacak dan kemungkinan-kemungkinan kesalahan bisa diperbaiki, sehingga tidak merugikan nasabah sebagai penggunanya.

Hal serupa pun juga dialami oleh Nia, salah satu pegawai pemprov. Dirinya mengeluhkan sikap dan perilaku para pegawai Bank SumselBabel yang tidak ramah dan dinilai kurang sopan.

“Pelayanannya Bank SumselBabel sama sekali tidak ramah, pernah saat itu, saya datang pagi-pagi jam 8, tapi tidak ada satu pun pegawainya. Ada beberapa customer lainnya saat itu yang sudah lebih dulu menunggu dibanding saya, akhirnya kami hanya bisa menunggu saja. Sampai akhirnya, para pegawainya datang nyaris jam 9 pagi,” ujar Nia.

Sebenarnya dia pribadi tidak masalah untuk menunggu, dan berharap saat mereka para pegawai SumselBabel datang, nasabah langsung dilayani dengan setulus hati. Namun, yang membuat ia begitu terkejut, mereka datang tanpa basa-basi kepada para customer yang sudah menunggu, seakan mereka tidak menganggap ada di situ.

"Mereka tampak heboh sendiri mau sarapan, terdengar jelas suara salah satu pegawai, ‘yuk yoh sarapan’. Saat itu saya berpikir mereka akan minta izin sebentar kepada kami, misalnya “sebentar ya pak/bu, kami sarapan dulu”. Sangat disayangkan, ternyata harapan itu terlalu besar, mereka sarapan begitu saja, sambil tertawa-tawa dan bertukar cerita, tanpa menggubris customer sama sekali," kisah Nia.

Saat itu ia mengaku kesal. Karena saat itu ia sendiri buru-buru sampai melewatkan sarapan demi datang cepat-cepat ke Bank SumselBabel, berharap agar cepat selesai permasalahan yang ia alami.

"Tapi, realitanya justru demikian," tuturnya.

Dia mengingat situasi saat itu, ada ibu-ibu di sebelah ngedumel setengah berbisik.

"Kurang ajar ya, tidak ada basa-basi kalau mau pergi (sarapan). Harusnya bilang kalau mau keluar," ujar seorang ibu, yang merupakan pegawai pemprov juga.

Usai sarapan, akhirnya mereka dilayani. Tetapi, saat baru saja teller dan CS dibuka, ternyata katanya ada gangguan server, hal ini pun sontak membuat mereka gelisah. Karena harus menunggu lagi.

Dia membandingkan dengan pelayanan Bank Rakyat Indonesia (BRI).

"Jauh berbeda saat saya ke BRI cabang City Hall, saat itu pemrov berpindah bank dari SumselBabel ke BRI. Hal ini, otomatis membuat Kancab BRI di City Hall tersebut kewalahan dan sangat ramai. Tapi, pegawainya benar-benar ramah, santun, lembut, dan tak lupa senyum," kata Nia.

"Terlihat sangat berbeda bukan? Padahal sama-sama bank pemerintah, sama-sama di kantor cabang, tetapi entah mengapa pelayanannya pun sangat berbeda," keluh Nia.

Penulis: Vega A.



Yuk Bagikan :

Baca Juga