Teknologi AI "Hidupkan Kembali" John Lennon dan Nike Ardilla

Rabu, 07 Februari 2024 08:28 WIB | 128 kali
Teknologi AI "Hidupkan Kembali" John Lennon dan Nike Ardilla

The Beatles membersihkan demo-demo lagu John Lennon untuk merilis lagu "baru" berjudul Free As A Bird dan Real Love. Foto: net

MARIKITABACA.ID -  Sempat menuai pro kontra, penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) nyatanya mampu mendapat apresiasi pecinta musik. November 2023 MV (Music Video) “Now And Then”, menjadi salah satu pendobrak keraguan khalayak tentang penggunaan teknologi kecerdasan buatan di bidang olah suara. Lewat tangan dingin seorang produser kawakan Sir Peter Jackson, AI dibuatnya mampu “menghidupkan kembali” sang legenda, John Lennon.

Dilansir dari VOAindonesia.com, “Now and Then” bahkan berhasil menduduki peringkat teratas di Inggris, sekaligus menjadi lagu ke-18 The Beatles yang pernah menduduki posisi serupa. Prestasi itu berhasil membawa The Beatles kembali ke puncak Official Singles Chart, 60 tahun setelah single pertama band ini, "From Me to You” menampatinya. Perolehan tersebut memperpanjang rekor The Beatles sebagai artis dengan single nomor satu di Inggris terbanyak dalam sejarah Official Charts.

Bukan hanya tentang tangga lagu, penggunaan AI pada karya terakhir The Beatles tersebut bahkan membuat haru jutaan Beatlemania di seluruh dunia. Dikutip dari laman yang sama, seorang penggemar bahkan rela mengulangi sejarah dengan mendatangi perilisan lagu tersebut di tempat yang sama dengan lagu pertama The Beatles “Love Me Do” dirilis 61 tahun lalu.

Bagaimana proses lagu itu tercipta?, sebenarnya “Now and Then” telah berusaha dirilis sejak lebih dari dua dekade lalu, tetapi gagal karena suara bising dalam rekaman demonya. Teknologi tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan kualitas sound yang lebih baik untuk album Revolver yang dimunculkan kembali pada tahun 2022. Itu rupanya menginspirasi anggota band yang masih hidup untuk meninjau kembali demo “Now and Then” milik John.

Pada bulan Juni 2022, Paul McCartney mengatakan kepada BBC Radio 4 bahwa AI telah digunakan untuk “melepaskan” suara John dari rekaman demo tersebut. “Kami dapat mengambil suara John dan menjadikannya murni melalui AI ini. Kemudian kita dapat mencampur rekamannya," katanya.

Apa yang dilakukan oleh AI sebetulnya hanyalah menyelamatkan, dan memperbaiki yang ada. Ia menjadi perdebatan banyak orang karena masalah orisinalitas karya dan hak cipta. Tentu dalam masalah ini Road Abbey Record jauh dari kata “menciptakan sesuatu secara tidak orisinil”.

Bukan hanya membuat industri musik mancanegara kembali bergairah, AI juga nyatanya mampu membuat legenda rock Tanah Air, Nike Ardilla “kembali berkarya”. Musica Studio melalui project Melly Goeslaw bertajuk “Bertemu Kembali” berhasil menghadirkan mendiang Nike dalam video klipnya.

Melansir laman resmi Musica Studio, sosok Nike Ardilla yang melegenda seolah ‘dihidupkan’ dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi AI bernama Deep Fake. Teknologi ini membuat audio visual terlihat sangat nyata. Awal mula ide perilisan mahakarya terbaru ini diinisiasi terlebih dahulu oleh Melly Goeslaw, dan merupakan mimpi besarnya sejak lama untuk berkolaborasi dengan Nike, sahabatnya.

Bahkan, teknologi ini mampu melakukan penggabungan 2 lagu menjadi 1, antara lagu milik Nike berjudul “Duka Pasti Berlalu” ciptaan Dadang S Manaf yang diramu bersama lagu baru yang dibuat oleh Melly. Formula ini merupakan teknik dan terobosan baru yang dapat dilakukan untuk karya banyak musisi besar di Indonesia yang telah tiada. Hingga saat artikel ini dimuat, lagu tersebut telah mendapat lebih dari 4 juta views di YouTube.

Meski menuai pro-kontra, nyatanya teknologi AI di industri musik mampu memuaskan penggemarnya. Alih-alih mendapat kecaman, penggunaan AI di industri musik tak ubahnya autotune bertahun sebelumnya. Meski medapat penolakan pada awalnya, namun kini justru mampu mengambil bagian dalam karya-karya berkelas dunia. (DK)



Yuk Bagikan :

Baca Juga