Tim BPBD dan Tagana Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terus berpatroli untuk melakukan pemotongan pohon tumbang yang terjadi akibat adanya angin kencang disertai hujan lebat di wilayah Kota Pangkalpinang.
PANGKALPINANG, MARKICA - "Hingga saat ini berdasarkan laporan dari anggota yang berpatroli, kejadian pohon tumbang di wilayah Kota Pangkalpinang ada 6 titik," kata Plh Kalak BPBD Babel, Sandy Aji di Pangkalpinang, Senin (30/12/2024).
Ia mengatakan pohon tumbang di enam titik tersebut ada di seputaran Kolong Spirtus Air Itam, Jalan Pasir Padi Desa Temberan, Jalan Kartini atau samping Gedung Panti Wangka, Jalan Ahmad Yani atau samping Apotek Kimia Farma, Kelurahan Tanjung Bunga dekat Kelenteng SMP Negeri 10, dan Jalan Solihin GP yang memakan 2 orang korban jiwa.
Adanya kejadian ini BPBD Babel berharap Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Pangkalpinang dapat memangkas pohon-pohon di sepanjang jalan yang sudah tinggi ataupun mati, agar mengurangi risiko dari pohon tumbang akibat angin kencang.
"Kita harap DLH segera memangkas pohon-pohon yang sudah tinggi atau mati untuk menghindari resiko seperti saat ini," tutup Aji.
Sementara dari informasi yang didapat, kedua korban meninggal dunia tersebut adalah menantu dan mertua, warga Desa Terak.
Cuaca Buruk Diprediksi BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Bangka Belitung (Babel).
Kondisi cuaca ekstrem ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang dari tanggal 27 Desember 2024 hingga 2 Januari 2025.
Dilansir dari laman resminya, BMKG mengungkapkan fenomena atmosfer seperti angin Monsun Asia yang aktif, La Nina lemah, serta gelombang atmosfer menjadi penyebab utama cuaca ekstrem ini.
Selain itu, munculnya bibit siklon tropis dan sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah selatan Indonesia juga berpotensi memperburuk kondisi cuaca di wilayah terdampak.
Kondisi atmosfer yang tidak stabil ini memicu hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat, kilat atau petir, serta angin kencang di berbagai daerah. BMKG menyebutkan bahwa daerah dengan potensi cuaca ekstrem mencakup total 30 provinsi di Indonesia, termasuk Babel.
Sumber: Antara/berbagai sumber