BRIN Gandeng BGS Manfaatkan Teknologi Penginderaan Jauh Mitigasi Gempa
Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) manfaatkan teknologi penginderaan jauh atau remote sensing untuk memperkirakan bahaya sesar sebagai upaya menyelamatkan penduduk dari ancaman gempa bumi.
Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Nurani Rahma Hanifa mengatakan BRIN bekerja sama dengan British Geological Survey (BGS) terkait riset teknologi tersebut dan telah dituangkan dalam publikasi ilmiah bersama.
"Kami berharap hal ini dapat menurunkan angka kematian dan kerusakan fasilitas untuk menyelamatkan masyarakat dengan menggunakan data sains yang kami miliki melalui remote sensing," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Ahli geologi bidang multi-hazard dan remote sensing BGS Ekbal Hussain mengatakan teknologi yang dimiliki oleh BGS saat ini dapat mengukur pola pergerakan tanah dan rincian pecahan gempa setelah terjadi gempa bumi dari luar angkasa menggunakan penginderaan jauh.
Terkait Sesar Lembang, lanjut dia, penginderaan jauh dapat memperkirakan bahaya dari Sesar Lembang karena dapat memantau seberapa banyak energi yang masih tersimpan dan pada akhirnya dilepaskan saat terjadinya gempa bumi.
Ekbal berharap pemanfaatan penginderaan jah dapat menyelamatkan banyak nyawa mengingat kerentanan terhadap gempa bumi bersifat dinamis.
Pada 2023 BRIN meneliti untuk menentukan di mana letak urat gempa utama dari peristiwa yang terjadi dua tahun lalu tersebut.
“Indikasi sudah ada, namun belum ada garis lurus karena terkubur oleh endapan gunung api yang tebal, aktivitas sulit dideteksi,” kata Adrin.
Lebih lanjut dia berharap implementasi teknologi penginderaan jauh bisa membantu para ilmuwan untuk lebih memahami potensi dan risiko Sesar Lembang di wilayah Bandung Raya.