Pemerintah Kota Cimahi terus berkomitmen untuk memerangi stunting. Dengan kerjasama semua pihak, diharapkan angka kasus stunting terus mengalami penurunan. Pada Jumat (29/7/2022), Pemkot Cimahi menggelar kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Kota Cimahi Tahun 2022. Selain menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan Intervensi Penurunan Stunting Kota Cimahi terintegrasi, juga digelar deklarasikan komitmen Pemerintah Kota Cimahi dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi serta membangun komitmen publik dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi di Kota Cimahi.
Plt. Walikota Cimahi Ngatiyana menyatakan, penanganan stunting menjadi bagian dari kegiatan Prioritas Nasional yang telah dicanangkan melalui rencana kerja Pemerintah Pusat sejak tahun 2018.
“Kota Cimahi dijadikan sebagai salah satu lokus percepatan penurunan stunting yang ditetapkan oleh Pemerintah sejak tahun 2021,” ujarnya.
Rembuk Stunting sudah dilakukan dua tahun berturut-turut sebagai bagian dari delapan aksi integrasi yang memperkuat efektivitas intervensi penurunan stunting mulai dari analisis situasi, perencanaan, pelaksanaan program, penguatan regulasi, pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM), penguatan manajemen sampai review kinerja tahunan percepatan penurunan stunting. “Ini sebagai wujud komitmen bersama antar semua pihak," tukas Ngatiyana.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, jumlah balita yang mengalami stunting di Kota Cimahi pada tahun 2021 turun dibandingkan dengan tahun 2020. “Progres penurunan stunting pada 15 kelurahan lokus menggambarkan bahwa program percepatan penurunan stunting telah berjalan dengan baik,” ujarnya.
Meski kasus menurun, namun Ngatiyana mengingatkan akan bahaya stunting. "Bukan berarti mengurangi fokus dan upaya untuk percepatan penurunan stunting.
Stunting menjadi ancaman bagi tumbuh kembang anak, selain menghambat pertumbuhan fisik, stunting juga mempengaruhi kognitif yang akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Perjuangan mencegah dan menurunkan stunting ini tak sulit selama koordinasi, komunikasi dan kerjasama yang baik dari semua pihak,” lanjutnya.
Masalah gizi merupakan tanggungjawab bersama, oleh karenanya Ngatiyana mengajak seluruh Perangkat Daerah, Camat, Lurah, Organisasi profesi, dan seluruh elemen masyarakat termasuk PKK dan Ibu-ibu Kader untuk berperan serta dalam penanggulangan masalah gizi terutama stunting.
“Ajak semua ibu balita untuk membawa anaknya ke Posyandu, balita diperiksa tumbuh kembangnya agar anak-anak kita tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas,” pungkasnya.