Bisnis Pasir Berikat yang Membuat Mata Mereka Tertutup

Senin, 25 Maret 2024 14:21 WIB | 1.015 kali
Bisnis Pasir Berikat yang Membuat Mata Mereka Tertutup

Diduga ini adalah salah satu kegiatan muat pasir yang ada di wilayah Pantai Berikat, Bangka Tengah/foto: Mahesa

BANGKA TENGAH, MARIKITABACA.ID - Pengiriman pasir pantai yang diduga hasil pengerukan tepian Pantai Tanjung Berikat, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), dalam satu hari kerja bisa sebanyak 3.000 karung lebih, dan perputaran uangnyapun bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Terpantau media ini, dari beberapa hari lalu hingga Senin (25/3/2024) pengiriman menggunakan dump truk. Dalam satu dump truknya bermuatan 300 karung, dan dalam satu hari bisa 10 kali pengiriman.

Pasir itu dikirim oleh koordinator lapangan untuk dijual ke penampung di Selindung, Kota Pangkalpinang.

Siapakah di balik pembelian pasir ini? Rasa-rasanya tidak mungkin dilakukan oleh orang biasa. Kuat dugaan qda orang-orang yang punya pengaruh di balik ini semua. Karena dia bisa membungkam pihak-pihak terkait sehingga aktivitas ilegal ini berjalan dengan lancar.

Harus kita ketahui, bahwa Desa Batu Beriga dan Dusun Tanjung Berikat wilayah didiami oleh masyarakat mayoritas nelayan, di wilayah itu juga memiliki pantai yang sangat indah dan merupakan kawasan wisata.

Pantai Tanjung Berikat merupakan pantai yang sangat cantik, yang bisa menghipnotis para pengunjung ketika berkunjung ke pantai tersebut, tentunya pantai ini sangat cocok sebagai tempat untuk berlibur bagi keluarga.

Keunikan Pantai Tanjung Berikat ini yaitu terdapat dua sisi pantai kiri dan kanan yang sama-sama memberikan keindahan yang menawan. Namun kini pantai itu terancam keindahannya karena dirusak oleh segelintir orang serakah yang mencari keuntungan pribadi.

Selain itu, wilayah itu masuk dalam areal Hutan Lindung, jadi pengerukan pasir ini jelas-jelas ilegal dan menyalahi aturan yang berlaku. Seharusnya pihak-pihak terkait menghentikan ini, jika terus dibiarkan kerusakan akan semakin parah dan berdampak pada masyarakat sekitar.

Dari aktivitas pengerukan yang diuntungkan segelintir orang ini, merugikan banyak orang. Karena apa yang didapatkan oleh penduduk setempat, nyaris tidak ada. Mereka hanya bisa melihat dan menikmati kerusakan yang dihasilkan oleh perilaku orang-orang serakah ini.

Orang-orang ini adalah oknum pengusaha yang berlindung di balik punggung masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai tameng yang berakhir menjadi tumbal apabila terjadi sesuatu.

Kawasan ini adalah kawasan wisata, seharusnya pemerintah daerah melalui dinas yang membidangi pariwisata ikut memperhatikan, karena di sini kawasan wisata. Jangan hanya berpangku tangan menunggu dan diam.

Sangat disayangkan hingga hari ini tidak ada pihak-pihak yang menghentikan aktivitas ini, karena jelas aktivitas ini sangat menggangu ketenangan masyarakat sekitar.

Penulis: Mahesa



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Jangan "Main Api" di Keranggan-Tembelok
Jum'at, 11 Oktober 2024 00:06 WIB
Aset Aon Kembali Diintai
Kamis, 05 September 2024 22:16 WIB
Timgab Buktikan Omongannya
Selasa, 03 September 2024 21:30 WIB