CV. MAL dan PT. MHL yang beroperasi di Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan ini, berhenti beroperasi setelah rekening perusahaannya diblokir oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia, sehingga membuat terganggunya operasional pabrik/foto: net
BANGKA TENGAH MARIKITABACA.ID - Keresahan masyarakat khususnya para petani sawit dan para pekerja pabrik kelapa sawit PT. Mutiara Hijau Lestari, dan CV. Mutiara Alam Lestari yang berhenti beroperasi mendapat tanggapan dari pihak perusahaan.
CV. MAL dan PT. MHL yang beroperasi di Kabupaten Bangka Tengah dan Bangka Selatan ini, berhenti beroperasi setelah rekening perusahaannya diblokir oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia, sehingga membuat terganggunya operasional pabrik.
Kedua perusahaan ini melalui Kuasa Hukum Jhohan Adhi Ferdian menyampaikan permohonan maafnya, atas ketidaknyamanan yang dirasakan oleh masyarakat khususnya petani sawit dan para pekerja PKS.
"Tentu saja kami merasakan keresahan yang dirasakan oleh mereka, oleh karena itu, kami pihak perusahaan meminta masyarakat untuk tetap tenang, karena saat ini manajemen sedang berupaya memikirkan opsi-opsi yang tersedia agar 2 pabrik dapat beroperasi kembali," ujarnya Sabtu (11/5/2024) melalui sambungan telepon.
Dikatakan Jhohan, ia meminta doa dan dukungan masyarakat sehingga hal ini dapat menjadi pertimbangan penyidik, untuk membuka pemblokiran tersebut agar perusahaan dapat kembali beroperasi.
"Mohon doa dan dukungan dari masyarakat agar kita dapat melewati cobaan ini, sejujurnya secara pribadi kami juga sedih melihat video keresahaan masyarakat yang berseliweran di medsos seperti Tiktok dan lainnya, bagaimana pun secara pribadi saya juga masyarakat Bangka Tengah, tentu secara bathin berhubungan sangat dekat dengan para petani sawit ini," terangnya.
Lanjutnya, bisa bayangkan berhari-hari antri di pabrik lain menunggu giliran, sedangkan kita tahu yang namanya buah sawit 4 hari saja sudah mulai busuk.
"Saya baca statemen Kepala Dinas Pertanian Bangka Selatan, bahwa penjualan TBS Sawit di Bangka Selatan langsung menurun drastis," ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan Jhohan, manajemen saat ini juga sedang berusaha keras memikirkan nasib ratusan karyawan agar tidak terjadi gelombang PHK. Jika hal itu terjadi, tentu akan merugikan banyak pihak.
"Kemarin juga sempat itu membaca statemen dari Disnaker Bangka Tengah, dan di media ada perwakilan karyawan juga resah atas atas nasib mereka ke depan, ya saya kira itu hal wajar, untuk kita mohon doa yang terbaik sajalah," pungkasnya.
Penulis: Mahesa