Petaka Petani Sawit, Dilema Hukum Kita

Minggu, 12 Mei 2024 18:18 WIB | 198 kali
Petaka Petani Sawit, Dilema Hukum Kita

Perkebunan sawit di Indonesia/foto: net

BANGKA TENGAH, MARIKITABACA.ID - Pasca dibekukannya rekening pabrik kelapa sawit CV. MAL dan PT. MHL oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia, membawa petaka bagi para petani sawit di Bangka Tengah, yang mana mereka mengalami kesulitan menjual TBS-nya.

Pembekuan rekening perusahaan ini juga tidak ketahui penyebab pastinya, apakah pabrik ini berkaitan dengan kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga timah atau ada penyebab lainnya.

Mengingat pemilik perusahaan ini Thamron alias Aon sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Jampidsus Kejagung RI, dalam kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah.

Karena hal itu, tokoh masyarakat Kota Koba Rusman meminta pemerintah baik itu Pusat, provinsi dan kabupaten, serta DPRD Kabupaten Bangka Tengah, mencarikan solusi bagi para petani sawit di Bangka Tengah yang saat ini mengalami kesulitan menjual TBS.

"Saat ini masyarakat mengalami kesulitan khususnya petani sawit, yang mana mereka sulit menjual TBS setelah pabrik ini ditutup, untuk itu, kami meminta pemerintah daerah dan DPRD mencarikan solusi yang jelas dari permasalahan ini, sehingga keresahan masyarakat bisa terjawab," ujarnya, Minggu (12/5/2024).

Terkait hal itu, sebelumnya pihak CV. MAL dan PT. MHL melalui Kuasa Hukumnya Jhohan Adhi Ferdian, menyampaikan permohonan maafnya, atas ketidaknyamanan yang di rasakan oleh masyarakat khususnya petani sawit dan para pekerja PKS.

"Tentu saja kami merasakan keresahan yang di rasakan oleh mereka, oleh karena itu, kami pihak perusahaan meminta masyarakat untuk tetap tenang, karena saat ini manajemen sedang berupaya memikirkan opsi-opsi yang tersedia agar 2 pabrik dapat beroperasi kembali," ujarnya Sabtu (11/5/2024) melalui sambungan telepon. 

Dikatakan Jhohan, ia meminta doa dan dukungan masyarakat sehingga hal ini dapat menjadi pertimbangan penyidik, untuk membuka pemblokiran tersebut agar perusahaan dapat kembali beroperasi.

"Mohon doa dan dukungan dari masyarakat agar kita dapat melewati cobaan ini, sejujurnya secara pribadi kami juga sedih melihat video keresahan masyarakat yang berseliweran di medsos seperti Tiktok dan lainnya, bagaimana pun secara pribadi saya juga masyarakat Bangka Tengah, tentu secara bathin berhubungan sangat dekat dengan para petani sawit ini," terangnya.

Lanjutnya, bisa bayangkan berhari-hari antri di pabrik lain menunggu giliran, sedangkan kita tau yang namanya buah sawit 4 hari saja sudah mulai busuk.

"Saya baca statemen Kepala Dinas pertanian Bangka Selatan, bahwa penjualan TBS Sawit di Bangka Selatan langsung menurun drastis," ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan Jhohan, manajemen saat ini juga sedang berusaha keras memikirkan nasib ratusan karyawan agar tidak terjadi gelombang PHK. Jika hal itu terjadi, tentu akan merugikan banyak pihak.

"Kemarin juga sempat itu membaca statemen dari Disnaker Bangka Tengah, dan di media ada perwakilan karyawan juga resah atas atas nasib mereka ke depan, ya saya kira itu hal wajar, untuk kita mohon doa yang terbaik sajalah," pungkasnya.

Penulis: Mahesa



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Jangan "Main Api" di Keranggan-Tembelok
Jum'at, 11 Oktober 2024 00:06 WIB
Aset Aon Kembali Diintai
Kamis, 05 September 2024 22:16 WIB
Timgab Buktikan Omongannya
Selasa, 03 September 2024 21:30 WIB