MariKitaBaca.Id - Informasi Bangka Belitung

Jokowi-Paloh Bertemu, Diduga Bahas Dukungan Kabinet Prabowo-Gibran

pada Senin, 19 Februari 2024 11:02 WIB

foto: Presiden Jokowi menjamu sarapan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, di teras Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11)  (Foto: Humas Sekretariat Kabinet RI)

JAKARTA, MARIKITABACA.ID — Presiden Joko Widodo bertemu empat mata dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2/2024) malam. Kendati disebut sebagai silaturahmi biasa, tak tertutup kemungkinan pertemuan itu dilangsungkan untuk membahas komposisi kabinet pada pemerintahan hasil Pemilu 2024, termasuk kemungkinan Partai Nasdem bergabung ke barisan partai politik pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Surya Paloh tiba pada pukul 18.42 WIB dan masuk Istana Kepresidenan melalui pintu samping Istana Merdeka, di dekat Wisma Negara, yang tertutup bagi wartawan. Pada pukul 20.02 WIB, mobil yang dinaiki oleh Paloh terlihat meninggalkan Istana.

Koordinator Staf Khusus Presiden Anak Agung Gde Ngurah Ari Dwipayana mengungkapkan, Presiden Jokowi dan Surya Paloh bertemu sekitar satu jam di Istana Merdeka. ”Presiden menerima Bapak Surya Paloh malam ini di Istana Merdeka. Sebelumnya, Bapak Surya Paloh menyampaikan permohonan untuk menghadap Bapak Presiden,” ucap Ari.

Ari menjelaskan, silaturahmi keduanya digelar untuk membicarakan sejumlah agenda kebangsaan, termasuk hal-hal yang terkait dengan dinamika politik dan pemilu. ”Seperti yang disampaikan Presiden beberapa waktu lalu, silaturahmi dengan tokoh bangsa, dengan tokoh politik sangat baik, apalagi untuk kebaikan bangsa dan negara,” tuturnya.

Sementara itu, politisi Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, menyampaikan bahwa Presiden yang memanggil Paloh. Pertemuan disebutnya hanya untuk silaturahmi. Apalagi, sejak pemilu keduanya belum pernah bertemu. ”Silaturahmi biasa saja,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPR dari Fraksi Nasdem itu.

Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali berharap publik melihat pertemuan itu sebagai pertemuan antara Presiden dan pimpinan partai politik (parpol) pendukung pemerintahan Jokowi-Wapres Ma’ruf Amin. Sebab, Nasdem masih menjadi bagian dari koalisi tersebut.

Ali tak yakin ada pembicaraan mengenai Pemilu 2024. Sebab, Pemilu 2024 terkait calon presiden (capres) Prabowo Subianto dan bukan Presiden Jokowi. ”Pak Surya (Paloh) pasti orang yang punya etika untuk membicarakan hal-hal yang belum selesai,” katanya.

Ia menegaskan, sejak awal Nasdem berkomitmen mengawal pemerintahan Jokowi-Amin sampai tuntas masa jabatannya pada Oktober 2024. Karena itu, hendaknya pertemuan Jokowi dan Paloh diterjemahkan dalam konteks pemerintahan 2019, bukan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Di Pilpres 2024, Nasdem menjadi salah satu parpol pengusung calon presiden-calon wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Namun, hasil hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan pasangan itu kalah dari pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Gibran merupakan putra sulung dari Jokowi. Meski Jokowi tak pernah secara eksplisit menyatakan dukungan kepada Prabowo-Gibran, sejumlah kalangan melihat gerak-geriknya selama pemilu mengindikasikan dukungan kepada pasangan tersebut.

Sebelum pemilu, tepatnya sepanjang 2023, Jokowi dan Paloh setidaknya empat kali bertemu. Pertemuan sempat digelar setelah kabar merenggangnya hubungan Jokowi dan Paloh setelah Nasdem memutuskan Anies menjadi capres, Januari 2023. Pertemuan juga digelar setelah wacana menduetkan Anies dan Muhaimin, Agustus 2023. Selain itu, keduanya kembali bertemu setelah KPK menangkap politisi Nasdem yang juga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Oktober lalu.

Pada pertengahan Juli 2023 atau setelah bertemu Jokowi, Paloh pernah mengomentari relasinya dengan Jokowi. ”Kalian tahu, hubungan saya dengan Pak Jokowi itu bukan terbatas hanya hubungan ketua umum partai politik dengan seorang presiden. Tidak bisa dimungkiri ada hubungan personal yang cukup dekat. Hubungan seorang, mungkin, saya yang lebih dituakan dengan yang lebih muda sedikit,” tutur Paloh.

Ajakan bergabung Prabowo-Gibran

Kendati disebut sebagai silaturahmi biasa, pertemuan empat mata Jokowi-Paloh tetap memantik sejumlah spekulasi. Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menduga, pertemuan kemungkinan digelar untuk mengajak Partai Nasdem bergabung ke barisan parpol pendukung Prabowo-Gibran. Pertemuan juga diduga terkait dengan penyusunan kabinet ke depan. ”Jadi, ini soal bagaimana komposisi kabinet ke depan,” tuturnya.

Menurut Adi, pertemuan ini harus dibaca dalam konteks pemilu. Secara politik, jika elite bertemu, pasti urusan politik elektoral dan kemungkinan terkait dengan bagi-bagi kekuasaan. ”Kalau cuma silaturahmi biasa itu perkara biasa. Kalau cuma mengobrol kebangsaan itu perkara biasa. Publik pastinya tak ramai,” katanya.

sumber: kompas.com