Pj Gubernur Babel: Yang di Ambang Pertentangan

Senin, 04 Maret 2024 09:52 WIB | 1.519 kali
Pj Gubernur Babel: Yang di Ambang Pertentangan

Penulis: Putra Mahendra

MARIKITABACA.ID - Karakter Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Dr. Safrizal ZA, M.Si perlahan mulai terlihat kelemahannya. Orang yang (katanya) banyak makan asam garam birokrasi itu, seakan tak berdaya di hadapan jajarannya di Pemprov Babel. 

Pertentangan demi pertentangan terhadap perintah yang ia keluarkan makin hari makin meruncing. Ia bagai sosok biasa-biasa saja di mata anak buah. Tak ada yang istimewa nampaknya. Bahkan, kini meruncing menjadi perlawanan. Karena satu hal, ke mana marwah pria Pembina Utama Madya/IVd ini?

Sejak dilantik oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tanggal 12 bulan November 2023, Safrizal berusaha menampilkan diri sebagai orang yang berbeda dengan pendahulunya, Suganda Pandapotan. Dia anjangsana ke sana ke mari. Berusaha mencitra diri. Bagus, awalnya. Namun ternyata, ia tak begitu hebat dalam memanajerialisasi bawahan.

Kita mulai sajalah dari pengajuan jabatan fungsional (JF) pejabat Pemprov Babel. Yang patut diduga dilakukan oleh setidaknya tiga pejabat tinggi yang tidak melalui izin dan sepengetahuannya. Pejabat-pejabat tinggi di pemprov itu 'mengangkangi' dirinya selaku Gubernur. Tak minta izin, tak ketuk pintu.

Kedua, yang paling fatal. Yaitu perintahnya untuk mencairkan TPP ribuan ASN Pemprov Babel patut diduga tidak dipatuhi segera oleh leading sector. Perintah Safrizal bak angin sepai-sepoi yang cuma bikin bulu sedikit merinding. Titahnya tidaklah menakutkan bagi mereka. Karena usut punya usut, itu karena diduga ada salah satu jajarannya, yang 'menguasai' Safrizal. Jajarannya itu diduga kuat adalah seorang kepala dinas yang dinasnya menjadi penyebab terlambatnya pengajuan TPP ke Pusat karena dinas tersebut minta TPP khusus. Dan kami memiliki copy-an surat permohonan penambahan TPP khusus dari dinas tersebut. Lagi-lagi di sini Safrizal 'tersandera' anak buah. Dan walau Safrizal berulangkali meminta jajarannya segera menyelesaikan hak ribuan ASN tersebut, tapi perintahnya tak digubris. Tetap saja jajarannya lambat. Terutama di leading sector seperti Badan Keuangan Daerah (Bakuda) dan Biro Organisasi.

Padahal desas desus mosi tak percaya kepada Safrizal sudah mulai tercium. Saat ini Pemprov sedang memanas. Kabarnya itu dipicu ada 'aktor' yang memainkan 'wayang', dia adalah si kepala dinas tersebut. Pernah merengek dan ngotot untuk dijadikan Safrizal sebagai Sekretaris Daerah (Sekda), karena Sekda sekarang, Naziarto April kelak akan pensiun. Lagi-lagi, patutlah diduga Safrizal 'tersandera'.

Safrizal lupa. Bahwa ia bukanlah orang yang dipilih dari bidan yang bernama Pemilu Kepala Daerah. Dia dianggap sebagai sosok penjabat yang cukup merasa senang dengan promosi jabatan tersebut dan merasa percaya diri akan dapat memimpin sehingga organisasi dapat berkembang.

Tapi sang Pj ini, berjalan 4 bulan memimpin mulai menghadapi permasalahan yang terus berdatangan. Mulai dari komplain stackholder terkait pencapaian kinerja organisasi, kegiatan organisasi dinilai tidak berkualitas, sarana yang tidak memadai serta komunikasi dengan stackholder yang belum berjalan baik. 

Seperti analisa dan identifikasi permasalahan dari Analis Pertahanan Negara Madya Set Ditjen Pothan Kemenhan RI, Nuryetri Biwilfa. S.H., M.Si, bahwa berdasarkan studi kasus di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

• Komplain stakeholder terkait pencapaian kinerja organisasi.

• Kegiatan organisasi dinilai tidak berkualitas.

• Sarana yang tidak memadai.

• Komunikasi dengan stakeholder belum berjalan baik.

• Setiap kali menerapkan kebijakan baru selalu saja ditanggapi dingin oleh staf.

• Kelemahan pemimpin: terlalu percaya diri, bekerja normative, fokus pada hal-hal yang bersifat administrative.

Setiap kali ia menerapkan kebijakan baru selalu saja ditanggapi dingin oleh staf. Dan tidak dianggap. Yang akhirnya, bukan tak mungkin karena salah satu persoalan TPP ini besok akan dibawa menjadi ada aksi mosi tak percaya kepada lulusan STPDN Jatinangor tahun 1992 ini untuk angkat kaki. Masih ingat Suganda?



Yuk Bagikan :

Baca Juga