MariKitaBaca.Id - Informasi Bangka Belitung

Penyebab keunggulan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024.

pada Rabu, 06 Maret 2024 13:12 WIB

PrabowoGibran Pilpres2024/foto: prabowogibran2.id

MARIKITABACA.ID - Keunggulan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atas pesaing politik lainnya tidak lepas dari penguatan yang semakin kuat dari faktor Jokowi, Prabowo, dan Gibran sendiri. Menurut survei, seberapa besar kontribusi dari setiap faktor tersebut?

Keunggulan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Gibran atas pesaingnya, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, terbilang signifikan. Berdasarkan hasil hitung cepat, perbedaan dalam tingkat dukungan untuk Prabowo-Gibran dibandingkan pesaing lainnya melebihi 30 persen. Dengan selisih sebesar itu, pemilihan satu putaran diperkirakan akan mencerminkan hasil yang akurat.

Jarak yang begitu besar dalam dukungan juga menarik perhatian, terutama dalam mengetahui alasan di balik keunggulan yang begitu mencolok tersebut. Apa saja faktor-faktor yang menjadi penentu sehingga pasangan ini berhasil meraih surplus dukungan yang tinggi dan menentukan kemenangan mereka?

Dengan membandingkan dua hasil survei yang dilakukan oleh Litbang Kompas sebelum Pemilu 2024 dan mengonfirmasikannya dengan hasil survei pascapencoblosan Pemilu 2024 (exit poll), setidaknya terungkap tiga alasan terbesar yang menentukan kemenangan Prabowo-Gibran.

Pertama, adalah faktor keberadaan Presiden Jokowi. Kehadiran Jokowi dalam persaingan, sebagai sosok pemimpin yang populer dengan berbagai keberhasilan kinerja pemerintahannya, tetap menjadi daya tarik bagi pemilih dalam pemilu kali ini.

Pengaruh dari keberadaan Jokowi ini dapat dilihat dari perpindahan dukungan suara dari para pemilih yang sebelumnya mendukung Jokowi dalam Pemilu Presiden 2019. Saat itu, Jokowi yang berpasangan dengan Mar’uf Amin berhasil memenangkan pemilu dengan mendapatkan dukungan sebesar 55,5 persen.

Sementara itu, pesaingnya, Prabowo-Sandiaga Uno, pada saat itu berhasil memperoleh dukungan sebesar 44,5 persen. Menjadi menarik untuk dipelajari dalam pemilu kali ini adalah arah migrasi para pemilih yang sebelumnya mendukung Jokowi.

Berdasarkan hasil survei pada Agustus 2023, banyak pemilih Jokowi tidak beralih dukungannya kepada Prabowo, terutama karena pada saat itu Prabowo belum dipasangkan dengan Gibran. Mayoritas dari pemilih Jokowi justru cenderung mendukung Ganjar Pranowo. Dari seluruh pemilih Jokowi, hanya sekitar 22,9 persen yang memilih Prabowo sebagai pilihan presiden mereka.

Dengan menghitung proporsi tersebut, dari total pendukung Jokowi pada Pemilu 2019, sumbangan suara untuk elektabilitas Prabowo diperkirakan hanya sekitar 12,7 persen, yang merupakan angka yang relatif rendah.

Namun, pada survei selanjutnya yang dilakukan pada bulan Desember 2023, terjadi peningkatan signifikan. Setelah Prabowo berpasangan dengan Gibran, jumlah pemilih Jokowi yang beralih menjadi pendukung Prabowo-Gibran meningkat menjadi 40,7 persen. Dengan kenaikan proporsi sebesar itu, Prabowo-Gibran berhasil mendapatkan dukungan dari 22,6 persen pemilih yang sebelumnya mendukung Jokowi.

Hingga akhir pemilu presiden, tampaknya pengaruh Jokowi terhadap pasangan Prabowo-Gibran tetap kuat. Berdasarkan survei pascapencoblosan yang dilakukan pada tanggal 14 Februari 2024, diperkirakan sumbangan dukungan dari faktor Jokowi terhadap elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 29,6 persen. Dengan demikian, sepanjang Pemilu 2024, diperkirakan antara 22,9 hingga 29,6 persen pendukung Prabowo-Gibran berasal dari para pemilih Jokowi saat Pemilu 2019.

Kedua, keberhasilan Prabowo-Gibran juga tidak lepas dari kehadiran Prabowo sendiri. Prabowo, yang telah aktif dalam tiga pemilihan umum sebelumnya, tanpa ragu memiliki modal simbolik yang kuat. Terbukti, pada pemilu kali ini, masih banyak dukungan yang datang dari para pendukungnya, yang menjadi salah satu faktor kunci dalam kemenangannya.

Hasil survei pada bulan Agustus 2023, misalnya, menunjukkan bahwa sekitar setengah dari total pemilih Prabowo dalam Pemilu 2019 (50,3 persen) masih tetap setia pada pilihannya. Dengan memperhitungkan proporsi pemilih yang setia, dan merujuk pada jumlah suara yang diperoleh Prabowo pada Pemilu 2019 (44,5 persen), dapat diestimasi bahwa sumbangan dari pemilih setia Prabowo terhadap elektabilitasnya kali ini mencapai sekitar 21,2 persen.

Meskipun mengalami penurunan pada bulan Desember 2023, pasangan Prabowo-Gibran mampu mempertahankan dukungan dari para pendukungnya pada hari pemungutan suara. Bahkan, survei pascapencoblosan pada Februari 2024 menunjukkan adanya penguatan.

Tidak kurang dari 57,1 persen pemilih Prabowo dalam Pemilu 2019 kembali memilih Prabowo. Artinya, jika diperhitungkan dalam konteks dukungan pada Pemilu 2019, pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan dukungan sekitar 18,3 hingga 24,8 persen dari pemilih Prabowo.

Ketiga, sumbangan terhadap kemenangan Prabowo-Gibran juga didorong oleh kalangan pemilih baru. Pemilih baru ini merujuk kepada mereka yang pertama kali mencoblos dalam pemilu ini. Berdasarkan estimasi survei, jumlah pemilih baru dalam pemilu kali ini diperkirakan mencapai sekitar 13 persen dari seluruh pemilih.

Dari hasil survei sebelum pemilu, terlihat adanya peningkatan dukungan yang signifikan terhadap Prabowo, terutama setelah Prabowo berpasangan dengan Gibran.

Misalnya, survei pada bulan Agustus 2023 menunjukkan bahwa dukungan dari kalangan pemilih baru untuk Prabowo masih sekitar 32,9 persen, atau sekitar sepertiga dari total pemilih baru. Kelompok pemilih baru yang mendukung Prabowo cenderung mengagumi ketegasan dan latar belakang kemiliteran yang dimilikinya.

Namun, setelah dipasangkan dengan Gibran, dukungan dari kalangan pemuda meningkat secara signifikan. Survei pada bulan Desember, misalnya, menunjukkan bahwa lebih dari separuh (55,6 persen) dari pemilih baru menyatakan akan memilih Prabowo-Gibran.

Proporsi dukungan dari pemilih pemula tersebut terus meningkat pada hari pemungutan suara. Berdasarkan survei pasca-pencoblosan, diperkirakan 67,1 persen dari pemilih pemula memberikan dukungan untuk Prabowo-Gibran.

Dengan dukungan yang begitu kuat dari kalangan pemilih pemula, jika dikonversikan pada total jumlah pemilih pemula pada pemilu kali ini, peningkatan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran menjadi semakin signifikan. Setidaknya, pasangan ini mendapatkan dukungan suara sekitar 6,8 hingga 9,0 persen dari kalangan pemilih pemula.

Kehadiran ketiga faktor di atas membuktikan bahwa mereka memberikan sumbangan yang signifikan dan memberikan peningkatan dukungan yang sangat penting bagi pasangan Prabowo-Gibran dalam perjalanan mereka menuju kursi kepresidenan.

Penulis: Oyeng Lohengrin