Prabowo Pidato Tanpa Gibran, Ada Apa?

Jum'at, 22 Maret 2024 08:42 WIB | 71 kali
Prabowo Pidato Tanpa Gibran, Ada Apa?

Capres Prabowo Subianto bersama elite parpol Koalisi Indonesia Maju/FOTO: Net.

MARIKITABACA.ID - Pada tengah malam menjelang, tak lama setelah Komisi Pemilihan Umum menetapkan pemenang pemilihan presiden dan wakil presiden, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, memberikan pidato yang sangat dinantikan oleh para pendukungnya dan mayoritas pemilih dalam Pemilu 2024. Namun, ternyata Prabowo hanya berpidato sendirian di rumah kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara IV, Jakarta. Pendampingnya yang juga calon wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka, tidak muncul selama pidato tersebut. Meski demikian, Prabowo tidak menyebutkan ketidakhadiran Gibran dalam pidatonya.

Beberapa jam sebelumnya, di lokasi yang sama, saat acara buka puasa bersama Prabowo-Gibran dengan pimpinan partai politik pendukung pasangan presiden-wapres terpilih, Gibran belum muncul sampai pimpinan partai politik tersebut pamit pulang dan meninggalkan Jalan Kertanegara. Beberapa jurnalis menduga bahwa Gibran mungkin berhalangan hadir pada acara buka puasa bersama, namun diperkirakan bahwa dia akan hadir dalam pidato kemenangan setelah penetapan KPU. Namun, dugaan tersebut ternyata tidak terbukti. Gibran tidak muncul baik dalam pidato kemenangan maupun acara buka puasa bersama, dan tidak ada kabar resmi mengenai keberadaannya dari pihak pers.

Meskipun begitu, pada acara buka puasa dan pidato kemenangannya, hampir seluruh elite pendukung pasangan presiden-wakil presiden nomor urut 2 tampak hadir. Diantaranya adalah Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani; Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid; dan Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani.

Juga hadir Ketua Umum partai-partai pengusung, antara lain Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra, dan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep, yang juga merupakan adik dari Gibran.

Ketidakhadiran Gibran pada momen penting Pemilu 2024 bukanlah hal yang baru. Saat namanya diumumkan sebagai calon wakil presiden oleh Prabowo pada Minggu (22/10/2023) malam, Gibran juga absen. Keadaannya mirip, dengan para ketua umum partai pendukung berbaris bersama Prabowo di Kertanegara IV, sementara Gibran tidak tampak.

Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Aminuddin Ma’ruf, menjelaskan bahwa Gibran berada di Solo, Jawa Tengah, pada saat pidato kemenangan Prabowo. Pada saat KPU menetapkan hasil Pemilu 2024, Gibran masih menjalankan tugasnya sebagai Wali Kota Surakarta. "Mas Gibran masih di Solo, belum (cuti). Tadi masih bekerja, masih di kantor," katanya.

Meskipun demikian, Gibran masih berencana untuk mengunjungi Jakarta dan bertemu dengan Prabowo dalam waktu yang belum dapat dipastikan. "Insya Allah, akan ada waktu untuk bertemu dengan Prabowo," kata Aminuddin.

Di kalangan sumber di Istana, tidak ada yang dapat mengonfirmasi mengapa Gibran tidak hadir dalam acara penting yang seharusnya sudah bisa dijadwalkan setelah penetapan hasil Pemilu 2024. "Hanya Presiden yang mengetahui, karena itu anaknya," ungkap sumber dari Kompas di Istana saat ditanya.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, mengungkapkan bahwa ketidakhadiran Gibran dalam pidato kemenangan Prabowo menimbulkan persepsi yang janggal, karena pada umumnya, pasangan akan hadir dalam momen penting tersebut. Menurutnya, tampil bersama adalah bentuk kesolidan yang penting untuk melanjutkan tradisi politik kekompakan.

Dalam kasus tersebut, persepsi publik cenderung mengarah pada adanya persoalan atau misteri yang membuat Gibran tidak hadir. Hal ini diperkuat oleh kehadiran menteri-menteri yang aktif dalam kabinet ayahnya, Presiden Joko Widodo, serta adiknya, yang hadir saat pidato kemenangan Prabowo tersebut.

"Situasinya memang agak janggal," katanya. "Secara umum, pengumuman kemenangan dalam konteks politik biasanya dihadiri oleh pasangan sebagai bentuk kesolidan dan mematuhi tradisi bersama. Dalam kasus ini, kehadiran Gibran yang absen menimbulkan kesan ada persoalan atau misteri di baliknya."

Suko menduga bahwa hal ini terkait dengan masa transisi kekuasaan. Ada dinamika tarik-menarik antara Prabowo dan pendukungnya dengan Gibran yang dianggap sebagai perpanjangan dari Jokowi. Ini bisa menjadi dampak dari anomali politik yang berpotensi mempersulit jalannya pemerintahan di masa mendatang.

Dia memberikan contoh peristiwa di Filipina di mana mantan Presiden Rodrigo Duterte memengaruhi jalannya pemerintahan melalui anaknya, Sara Duterte, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Presiden Filipina mendampingi Presiden Ferdinand Marcos Jr. Hubungan antar-keluarga menjadi tegang sebagai hasilnya.

Selain itu, dia menunjukkan bahwa dalam pidato kemenangan Prabowo, ucapan terima kasih, termasuk kepada Presiden Jokowi yang turut mendorongnya untuk menerima mandat dari rakyat, tidak disampaikan pada awal pidato. Sebaliknya, itu diucapkan di akhir pidatonya. Bahkan, setelah Prabowo selesai berpidato dan menyerahkan mikrofon kepada Nusron Wahid untuk melakukan selawat, seseorang mengingatkan Prabowo saat ia berjalan kembali menuju pinggir panggung.

Saat Prabowo melangkah, Ketua TKN Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menghentikan langkahnya dan menyalami Prabowo sambil berbincang-bincang. Tak berlangsung lama, Prabowo membalikkan badannya dan berbisik kepada Airlangga Hartarto, yang kemudian diikuti oleh Zulkifli Hasan, Agus Harimurti Yudhoyono, serta Yusril Ihza Mahendra. Mereka terlihat tengah berdiskusi.

Kemudian, Airlangga terlihat membimbing Prabowo sambil menunjuk mikrofon, menandakan bahwa akan ada pidato lanjutan atau kelanjutan. Dalam pidato tersebut, Prabowo mengakui bahwa ada ucapan yang terlewat akibat terlalu larut dalam suasana. Di sinilah Prabowo kemudian menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Jokowi. "Saya juga ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan saya kepada Presiden RI, Pak Joko Widodo," ujarnya.

Suko berpendapat bahwa secara ideal, Prabowo dan Gibran perlu merencanakan pertemuan dan komunikasi yang lebih intensif. Langkah ini diperlukan untuk menutup kekurangan dalam hal jarangnya mereka tampil bersama, termasuk dalam menghadiri berbagai momen penting.

Oyeng Lohengrin



Yuk Bagikan :

Baca Juga