Penganut Zoroastrianisme sedang melaksanakan ibadah/foto: net
MARIKITABACA.ID - Zoroastrianisme merupakan agama Persia kuno yang diperkirakan berada sejak 4.000 tahun yang lalu. Dipercaya sebagai agama monoteistik pertama di dunia dan salah satu agama tertua yang masih ada.
Zoroastrianisme adalah agama negara dari tiga dinasti Persia, sampai penaklukan Muslim atas Persia pada abad ketujuh masehi. Para pengungsi Zoroaster, yang disebut Parsis, lolos dari gempuran Muslim di Iran dengan beremigrasi ke India.
Zoroastrianisme sekarang memiliki sekitar 100.000 hingga 200.000 penyembah di seluruh dunia, dan kini menjadi agama minoritas di beberapa bagian Iran dan India menurut History. Di dunia yang kita huni ini, terdapat banyak sekali agama, aliran, maupun sekte yang berkembang pada masing-masing kelompok masyarakat. Kepercayaan tersebut menjadi pedoman hidup bagi kelompok yang meyakininya tersebut.
Zoroastrianisme adalah salah satu aliran terbesar dari agama Majusi. Majusi sendiri adalah sebuah agama yang berkembang di negara Persia yang sekarang adalah negara Iran, dan terkenal sebagai agama Persia Kuno.
Diperkirakan, Majusi telah berkembang di negara tersebut sejak 5000 SM, menjadikannya salah satu agama tertua di dunia. Layaknya aliran Majusi lain, seperti Manu, hingga Mazdak, Zoroaster pun sebagian besar masih menganut paham Majusi. Dinamakan sesuai dengan sang pendiri, Zarathustra yang berasal dari suku Media. Ia lahir di Azerbaijan, pada tahun 523 SM.
Faravahar/Forouhar/Farre Krisdayanti, adalah simbol yang terkenal dari Zoroaster. Ia melambangkan Ahura Mazda dan segala kebaikan. Pada perkembangan modern, simbol manusia di tengah adalah perwujudan dari jiwa manusia yang dilingkupi oleh kebaikan. Simbol tersebut diadaptasi dari Dinasti Pahlavi/Pahlawy. Penganut Zoroastrianisme disebut sebagai Zoroastrian. Zarathustra mulai mengajarkan aliran tersebut pada masa pemerintahan Maharaja Darius 1. Pada tahun 618 SM, aliran ini berkembang pesat setelah Raja Chorasma Vishtaspa dan sang Menteri Yasasp menganut Zoroastrianisme.
Saat ini, Zoroaster sudah menyebar hingga Amerika seperti London, New York, Chicago, Boston, dan Los Angeles. Walaupun dengan jumlah pengikut yang sedikit. Salah satu Zoroastrian yang terkenal adalah mendiang penyanyi Freddie Mercury. Bila Majusi mempercayai adanya dua Tuhan yakni Ahura Mazda (Spenta Mainyu) yang artinya Tuhan Kebaikan, dan Ahriman (Angro Mainyu) yang artinya Tuhan Kejahatan.
Zoroastrianisme hanya mengakui satu Tuhan yang mutlak dan Maha Kuasa, yaitu Ahura Mazda. Sehingga saat ini di Iran, ajaran tersebut juga dikenal dengan nama Mazdayasna. Avesta adalah kitab suci para Zoroastrian. Sebuah kitab berbahasa Pahlawy Kuno, salah satu bahasa yang berkembang pada jaman Iran Abad Pertengahan.
Avesta menggunakan huruf hozwarishn atau lebih dikenal dengan aramaics yang rumit. Dulunya, dulu sekali, pembahasan tentang 'kami' dan 'mereka' telah lama mendominasi isu terkait politik Iran di Barat. Namun dengan melihat agama kuno yang sampai sekarang masih dipraktikkan kita bisa melihat bahwa apa yang dianggap oleh banyak orang sebagai nilai-nilai ideal, kepercayaan dan budaya Barat, malah berakar di Iran.
Para pakar percaya bahwa nabi Iran kuno Zarathustra (di Persia dikenal sebagai Zartosht dan di Yunani sebagai Zoroaster) hidup antara 1.500 dan 1.000 SM. Sebelum Zarathustra, orang Persia kuno memuja dewa-dewa dari agama Iran-Arya lama (pararel dengan agama Indo-Arya baru yang kemudian kenal sebagai Hindu). Namun Zarathustra mengecam praktik ini, dan bersabda bahwa hanya Tuhan saja Ahura Mazda, Tuhan Kebijaksanaan harus dipuja. Dan dengan melakukan itu, dia bukan saja berkontribusi pada pemisahan besar antara Iran dan India Arya, tapi juga mengenalkan manusia pada keyakinan monoteistik pertama.
Gagasan akan Tuhan yang Esa bukan hanya satu-satunya ajaran Zoroastrianisme yang masuk ke berbagai agama besar lain, terutama 'tiga besar': Yahudi, Kristen dan Islam. Konsep surga dan neraka, hari akhir dan kiamat dunia, serta malaikat dan iblis semua berakar pada ajaran Zarathustra, dan kitab-kitab terakhir Zoroaster yang menginspirasi agama-agama tersebut. Bahkan ide akan setan adalah pemikiran Zoroaster; bahkan keseluruhan keyakinan Zoroastrianisme berdasar pada pergulatan antara Tuhan dan kekuatan kebajikan serta cahaya (diwakili oleh Roh Kudus, Spenta Manyu) dengan Ahriman, yang mewakili kekuatan jahat dan kegelapan.
Meski manusia harus memilih di sisi mana dia akan berpihak, agama itu mengajarkan bahwa pada akhirnya, Tuhan akan menang, dan bahkan mereka yang terkutuk di api neraka akan menikmati Surga (ungkapan lama Persia). Warisan Zoroaster bukan hanya ada di kesenian atau sastra Barat; kepercayaan kuno ini juga muncul dalam penampilan musik di panggung-panggung Eropa. Selain karakter Sarastro, libretto di Seruling Ajaib Mozart juga penuh dengan tema Zoroaster, seperti kebajikan melawan kegelapan, ujian lewat api dan air, dan pengejaran akan kebajikan dan kebaikan di atas segalanya.
Dan mendiang Farrokh Bulsara - alias Freddie Mercury - juga sangat bangga akan warisan Zoroaster Persia-nya. "Saya selalu berjalan-jalan seperti layaknya seorang pesolek Persia," katanya dalam sebuah wawancara, "dan, tidak ada yang akan menghalangi saya, sayangku!" Saudarinya, Kashmira Cooke lewat wawancara pada 2014 juga menceritakan tentang pengaruh Zoroastrianisme di keluarganya. "Keluarga kami sangat bangga menjadi penganut Zoroaster," katanya. "Saya rasa keyakinan Zoroaster [Freddie] membuatnya bekerja keras, bertahan, dan mengejar impiannya." (Disadur dan diolah dari berbagai sumber)
Penulis: Putra Mahendra