Hacker Rusia Diduga Meretas Sistem Inti Microsoft

Senin, 11 Maret 2024 20:25 WIB | 52 kali
Hacker Rusia Diduga Meretas Sistem Inti Microsoft

Menurut penjelasan Microsoft grup hacker asal Rusia mendapatkan informasi dari sistem email perusahaan. (AFP/DENIS CHARLET)
 

JAKARTA, MARIKITABACA.ID - Sebuah insiden peretasan terjadi pada bulan Januari ketika sejumlah sistem perangkat lunak inti Microsoft diakses oleh para hacker yang diduga berasal dari Rusia. Microsoft mengonfirmasi kejadian ini pada Jumat (8/3) dan mengungkapkan bahwa ada keanehan yang lebih serius dalam sistem mereka yang sebelumnya tidak terdeteksi.

Perusahaan menyatakan bahwa para peretas diduga telah menggunakan informasi yang mereka curi dari sistem email Microsoft dalam beberapa minggu terakhir.

"Dalam serangan ini, beberapa repositori kode sumber dan sistem internal perusahaan diakses oleh peretas," kata Microsoft kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS pada Jumat (8/3).

Kode sumber merupakan aset berharga bagi perusahaan, dan sering menjadi target para mata-mata dan peretas karena mengandung rahasia penting yang menjadikan program perangkat lunak berfungsi.

Dengan akses ke kode sumber, para peretas dapat menggunakan informasi tersebut untuk melancarkan serangan lebih lanjut terhadap sistem lain.

Microsoft pertama kali mengumumkan peretasan ini pada bulan Januari, beberapa hari sebelum perusahaan teknologi lainnya, Hewlett Packard Enterprise, mengungkapkan bahwa peretas yang sama telah berhasil masuk ke dalam sistem email berbasis cloud milik mereka.

Tujuan sebenarnya dari peretasan ini belum jelas, begitu juga dengan sejauh mana akses para peretas ke sistem inti. Namun, para ahli keamanan menyatakan bahwa kelompok peretas tersebut kemungkinan terkait dengan upaya pengumpulan data intelijen yang terkait dengan Kremlin.

Kelompok peretas ini juga disebut terlibat dalam serangkaian peretasan terhadap sistem email agen-agen pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2020.

Mereka berhasil mengendalikan sistem selama berbulan-bulan, termasuk akun email yang tidak diklasifikasikan milik Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS.

Pejabat Amerika Serikat telah mengaitkan kelompok peretas ini dengan agen intelijen luar negeri Rusia, meskipun Kremlin membantah keterlibatannya dalam operasi tersebut.

Sejak peretasan pada tahun 2020, para peretas Rusia terus menargetkan perusahaan-perusahaan teknologi yang sering digunakan sebagai bagian dari upaya spionase mereka.

Dalam kegiatan yang diungkapkan oleh Microsoft pada Jumat, para peretas diduga menggunakan informasi yang mereka curi dari Microsoft untuk "mengidentifikasi potensi sasaran dan meningkatkan kemampuan serangan mereka," kata Microsoft dalam sebuah posting blog yang menemani laporan SEC mereka.

Hingga saat ini, Microsoft menyatakan bahwa mereka belum menemukan bukti bahwa sistem yang terkait dengan pelanggan yang di-hosting oleh Microsoft telah disusupi.

Sumber: cnnindonesia.com



Yuk Bagikan :

Baca Juga

11 Orang Unggulan Itu Lolos!
Kamis, 11 Juli 2024 19:05 WIB
Tiga Dosen UBB Dapat Hak Paten
Rabu, 03 Juli 2024 23:36 WIB