NASA Kembangkan Hijab Khusus Astronaut

Astronaut UEA Nora Al Matrooshi mengugkap NASA tengah mengembangkan hijab khusus astronaut. (Foto: AP/Kamran Jebreili)

JAKARTA, MARIKITABACA.ID -- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dilaporkan sedang merancang hijab khusus bagi para astronot perempuan. Upaya pengembangan hijab khusus ini dipicu oleh kehadiran Nora Al Matrooshi, wanita Arab pertama yang terpilih sebagai astronot dalam misi luar angkasa dari Uni Emirat Arab (UEA).

Nora mengungkapkan bahwa NASA sedang menggarap strategi untuk memastikan rambutnya tetap terlindungi ketika menggunakan pakaian dan helm luar angkasa, yang secara resmi dikenal sebagai Extravehicular Mobility Unit atau EMU.

"Menggunakan topi [komunikasi dengan mikrofon dan speaker] saat memakai EMU akan menutupi rambut Anda," ujar Nora, seperti yang dikutip dari AFP, Kamis (7/3).

Namun, tantangan muncul ketika Nora harus melepas jilbabnya sebelum mengenakan topi komunikasi, mengingat hanya bahan khusus yang dapat dikenakan di dalam EMU.

"Para teknisi pakaian akhirnya membuatkan saya hijab darurat agar saya bisa mengenakannya, memasuki pakaian, mengenakan topi komunikasi, dan kemudian melepasnya agar rambut saya tetap tertutup. Saya sungguh-sungguh berterima kasih kepada mereka yang melakukan hal tersebut untuk saya," tambah Nora.

Dengan pakaian yang telah disesuaikan, Nora siap untuk menjalankan misi luar angkasa bersama dengan rekan-rekan astronot lainnya.

Baca juga: Misi NASA Mendaratkan Astronot di Bulan Terancam Ditunda Hingga 2027 NASA berencana untuk kembali mengirim manusia ke permukaan Bulan pada tahun 2026 dalam misi Artemis 3. Nora merupakan salah satu astronot yang diproyeksikan untuk terlibat dalam misi tersebut.

Menanggapi perannya sebagai astronot, Nora mengatakan, "Menjadi seorang astronot adalah tantangan yang besar, tanpa memandang agama atau latar belakang Anda. Saya pikir menjadi seorang Muslim tidak membuatnya lebih sulit. Namun, sebagai seorang Muslim, saya merasa terhubung dengan kontribusi nenek moyang saya."

"Nenek moyang saya, para cendekiawan dan ilmuwan Muslim yang mempelajari bintang-bintang, telah memberikan warisan yang saya lanjutkan. Saya hanya melanjutkan apa yang telah dimulai ribuan tahun yang lalu oleh mereka," tambah Nora.

Lulus dari Pelatihan NASA
Nora menjadi wanita Arab pertama yang berhasil lulus dari pelatihan NASA untuk misi ke Bulan. Sebelumnya, ia telah menjalani pelatihan sejak tahun 2021 di Amerika Serikat.

Seorang insinyur mesin yang sebelumnya bekerja di industri minyak, Nora dipilih sebagai salah satu dari dua kandidat astronot yang ditunjuk oleh Badan Antariksa Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 2021 untuk mengikuti program pelatihan bersama NASA.

Setelah menyelesaikan pelatihan, termasuk latihan berjalan di luar angkasa, Nora dan rekannya, sesama warga Emirat, Mohammad AlMulla, bersama dengan 10 orang lainnya dalam kelas pelatihan, memenuhi syarat sebagai astronot.

Kelompok yang dikenal sebagai "The Flies" ini telah memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam misi NASA ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), peluncuran Artemis ke Bulan, dan, jika semuanya berjalan lancar, bahkan perjalanan ke Mars.

"Saya ingin mendorong umat manusia untuk mencapai hal-hal yang belum pernah dicapai sebelumnya. Saya ingin manusia kembali ke Bulan, dan saya ingin mereka melangkah lebih jauh lagi," ungkap Nora.

"Wawasan ini mendorong saya untuk menjadi bagian dari perjalanan ini," tambahnya.

Meskipun Nora adalah wanita pertama dari Arab yang lulus dari NASA, perempuan Arab lainnya telah terlibat dalam misi luar angkasa swasta, seperti peneliti biomedis Arab Saudi, Rayyanah Barnawi, yang terbang dengan Axiom Space ke ISS tahun lalu.

Tidak hanya itu, insinyur Mesir-Lebanon, Sara Sabry, juga menjadi bagian dari kru dalam penerbangan suborbital Blue Origin tahun 2022.

Sumber: cnnindonesia.com