Kulon Progo - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan lokasi bekas tambang mangan Kliripan di Desa/Kalurahan Hargorejo menjadi lokasi wisata yang dipadukan dengan potensi budaya lokal setempat.
Penjabat Bupati Kulon Progo Ni Made Dwipanti Indrayanti di Kulon Progo, Kamis, mengatakan pada zaman penjajahan Belanda di Kulon Progo, wilayah Kliripan menjadi salah satu sumber tambang mangan yang besar di Indonesia, sehingga diharapkan lokasi ini dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata yang menarik.
"Saya kira kawasan ini potensial dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata. Ini bisa diformulasikan jadi dua yaitu wisata minat khusus atau wisata biasa," kata Ni Made.
Ia mengatakan ke depan, dimungkinkan akan ada klasterisasi di Kliripan. Bekas tambang mangan Kliripan juga harus dilestarikan dengan tetap memperhatikan jumlah pengunjung yang bisa datang, juga dari sisi keamanan dan keberlanjutannya.
"Ini kan sudah ada desainnya. Sudah appraisal. Dua titik sudah diakuisisi, mudah-mudahan 2025 sudah ada progres lebih lanjut terkait penataannya," kata Ni Made.
Dengan letak yang strategis, Ni Made memandang bekas tambang mangan memiliki potensi lebih, selanjutnya tinggal diperlukan formula untuk menyatukan lokasi bekas tambang yang ada di alam dengan keinginan masyarakat yang ingin menikmati wisata.
"Keinginan masyarakat beragam, ada yang ingin yang kuno, ada yang ingin modern. Ke depan menjadi salah satu bagian kombinasi dari penataan kawasan bekas tambang mangan. Jadi potensial sekali, juga karena dekat bandara. Ini kan sudah masuk geopark, April nanti dinilai tim geopark nasional,"katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito mengatakan potensi bekas tambang mangan Kliripan harus ditangkap. Selain sebagai cagar budaya, sebagai mana ditetapkan oleh Tim Ahli Cagar Budaya, bekas tambang mangan juga bisa dikembangkan sebagai wisata.
"Di sini sudah dibentuk pokdarwis dan desa wisata. Maksudnya agar program yang dikembangkan untuk mendukung Kliripan geotourism itu konsepnya tetap berbasis masyarakat. Tren pembangunan saat ini bagaimana mengentaskan kemiskinan, penumbuhan ekonomi dan lain-lain. Itu bisa bergerak kalau masyarakat bisa menangkap peluang yang ada," kata Joko.
Joko menjelaskan, saat ini pembenahan sudah dilakukan dan sudah dibuat rencana induk pengembangan bekas tambang mangan Kliripan.
"Sudah ada DED beberapa zona. Sudah ada dua titik yang diakuisisi lahannya. Sudah appraisal untuk kawasan Sunoto, sehingga kalau diakuisisi nanti bisa mengembangkan," katanya.
Joko mengatakan yang terpenting adalah membentuk bekas tambang mangan Kliripan sebagai wisata unggulan Kulon Progo. "Bekas tambang mangan memiliki potensi edukasi dan pemberdayaan masyarakat," katanya.