Ribuan Pria Tua Korsel Mati Kesepian, Apakah Akibat Efek Resesi Seks?

Redaksi | Minggu, 25 Desember 2022 19:04 WIB | 363 kali
Ribuan Pria Tua Korsel Mati Kesepian, Apakah Akibat Efek Resesi Seks?

Korea Selatan merupakan salah satu dari beberapa negara Asia, termasuk Jepang dan China yang menghadapi penurunan demografis. Tingkat kelahiran Korea Selatan terus menurun sejak 2015 silam.

Beberapa faktor yang menjadi 'biang keroknya' merupakan budaya kerja, tingginya budaya hidup, dan upah yang stagnan. Mereka akhirnya menunda memiliki keluarga hingga mempunyai anak.

Pada ketika yang sama, usia produktif menyusut di tengah populasi terus menua. Otomatis, muncul kekhawatiran tidak akan ada cukup kelompok usia muda untuk mendukung kebutuhan populasi lansia yang membengkak di bidang-bidang seperti perawatan kesehatan dan bantuan rumah. Beberapa konsekuensi dari distribusi usia yang tidak seimbang ini menjadi jelas, dengan jutaan penduduk lanjut usia berjuang bertahan hidup sendiri.

Pada tahun 2016, lebih dari 43 persen warga Korea berusia di atas 65 tahun berada di bawah garis kemiskinan, menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, lebih dari tiga kali rata-rata nasional negara-negara OECD lainnya.

Kehidupan orang Korea paruh baya dan lanjut usia dengan cepat memburuk. ''Ini merupakan penyebab utama kematian mereka dalam kesepian," sebut Song In-joo, peneliti senior di Pusat Kesejahteraan Seoul, menulis dalam sebuah studi tahun 2021 tentang kematian yang kesepian.

Studi menunjukkan ribuan paruh baya, diikuti lansia, meninggal dalam kesepian lantaran ditemukan tewas usai berhari-hari dan berminggu-minggu tak bernyawa. Satu kasus melibatkan seorang buruh berusia 64 tahun yang meninggal karena sirosis terkait alkohol, setahun setelah kehilangan pekerjaannya karena cacat.

Dia tidak memiliki pendidikan, keluarga atau bahkan ponsel. Dalam kasus lain, seorang wanita berusia 88 tahun mengalami kesulitan keuangan setelah kematian putranya. Beliau meninggal setelah pusat kesejahteraan lansia yang Beliau hadiri, biasanya menyediakan makanan gratis, ditutup pada awal pandemi.

Dalam studi lain yang diterbitkan November, Song merekomendasikan otoritas untuk memproduksi lebih banyak sistem dukungan bagi mereka yang mencoba bangkit kembali, termasuk program pendidikan, pelatihan, dan konseling untuk lansia.

Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Cho Kyu-hong baru-baru ini mengatakan Korea Selatan sedang bekerja seperti negara lain, termasuk Inggris dan Jepang, untuk meluncurkan strategi menghadapi 'mati kesepian'.

"Analisis ini bermakna sebagai langkah awal bagi pemerintah pusat dan wilayah untuk secara bertanggung jawab menangani krisis titik buta baru dalam kesejahteraan ini," katanya.



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Jangan "Main Api" di Keranggan-Tembelok
Jum'at, 11 Oktober 2024 00:06 WIB
Aset Aon Kembali Diintai
Kamis, 05 September 2024 22:16 WIB
Timgab Buktikan Omongannya
Selasa, 03 September 2024 21:30 WIB