Baru-baru ini viral tentang fenomena anak kecanduan Roleplay atau permainan peran di sosial media, pertanyaannya apakah berbahaya untuk anak atau tidak? yuk simak pandangan pengamat internet, Adi Sumaryadi.
Menurut Adi, Roleplay atau permainan peran adalah kegiatan di mana anak-anak berpura-pura menjadi karakter atau menggambarkan situasi tertentu. Sebenarnya hal ini tidak hanya terjadi pada kegiatan online, jauh sebelum ada internet, anak-anak sudah terbiasa main dokter-dokteran, main jadi pilot-pilotan, dan permainan lain secara offline. Namun, permainan offline anak dibatasi oleh tools atau media pendukung, misalnya mainan dokter-dokterannya terbatas, akhirnya fokus pada hanya sekedar suntik-suntikan, pengecekan suhu-suhuan dan seputar itu.
Berbeda dengan Online atau digital Roleplay, anak seolah memasuki sebuah dunia baru yang ia bisa menjadi apapun, bisa menjadi usia berpapun, bisa menjadi peran apapun dan yang paling berbahaya adalah anak bisa membuat "alur hidup"-nya sendiri.
Beberapa Dampak bagi Anak
Beberapa dampak yang mungkin akan terjadi bila anak terlalu sering bermain roleplay cukup banyak, namun umumnya adalah dampak yang sangat mempengaruhi pada pertumbuhan anak. Maka ada beberapa hal yang harus perhatikan, antara lain:
Konten dan Pengawasan
Penting untuk memastikan bahwa roleplay anak-anak tidak melibatkan konten yang tidak sesuai untuk usia mereka. Orang tua atau pengasuh harus memastikan bahwa permainan peran dilakukan dengan pengawasan yang tepat. Memastikan pemilihan karakter atau situasi yang sesuai dan menjaga komunikasi terbuka dengan anak-anak mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama roleplay sangat penting.
Perkembangan Emosional
Roleplay dapat membantu anak-anak mengembangkan imajinasi, kreativitas, dan kemampuan sosial. Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kesiapan emosional yang berbeda. Beberapa anak mungkin lebih mudah terpengaruh oleh permainan peran dan menginternalisasikan perilaku atau konsep yang tidak sesuai. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk memahami perkembangan emosional anak dan memantau permainan peran mereka secara hati-hati.
Perbedaan antara Fantasi dan Realitas
Roleplay dapat memungkinkan anak-anak untuk memainkan situasi imajiner di mana mereka berpura-pura menjadi seseorang yang berbeda atau menghadapi tantangan. Namun, penting untuk membantu anak-anak memahami perbedaan antara permainan dan kehidupan nyata. Diskusi dan pemahaman bersama tentang apa yang terjadi dalam permainan peran dan bagaimana itu tidak selalu mencerminkan realitas sangat penting.
Pengaruh Lingkungan
Perlu diingat bahwa anak-anak cenderung meniru dan terpengaruh oleh lingkungan di sekitar mereka, termasuk teman sebaya, media, dan budaya populer. Oleh karena itu, penting untuk memantau apa yang anak-anak lihat dan alami di lingkungan mereka. Jika permainan peran mencerminkan perilaku yang tidak pantas atau agresif, penting untuk mengajarkan anak-anak tentang norma-norma sosial yang positif dan membantu mereka membedakan antara perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima.
Roleplay memang memiliki manfaat untuk memacu berfikir anak, tetapi menurut Adi saat ini dampak negatifnya lebih banyak karena aplikasi sangat jarang yang membatasi imajinasi anak, jikapun harus bermain roleplay, maka pilih aplikasi yang membatasi imajinasi anak, sayangnya aplikasi yang memiliki spesifikasi seperti itu belum ada.
Jadi yang terbaik saat ini, jauhkan anak dari roleyplay terlebih dahulu sebelum terlambat, pesan Adi.