Rumitnya Matahari Buatan Terbesar Dunia yang Menyala di Jepang

Sabtu, 24 Februari 2024 15:35 WIB | 53 kali
Rumitnya Matahari Buatan Terbesar Dunia yang Menyala di Jepang

Matahari buatan di Jepang. Foto: National Institutes for Quantum Science and Technology, QST/AFP

TOKYO, MARIKITABCA.ID - Reaktor fusi nuklir eksperimental terbesar dunia, JT-60SA, telah diresmikan di Jepang pada 1 Desember 2023 silam. Teknologi yang kerap disebut Matahari buatan ini diharapkan bisa menjadi jawaban atas kebutuhan energi masa depan. Seperti apa teknologinya?

Tujuannya meneliti kelayakan fusi sebagai sumber energi bersih yang aman, skala besar, dan bebas karbon, dengan lebih banyak energi dihasilkan dari yang dipakai memproduksinya. Mesin setinggi enam lantai itu ada di hanggar di Naka, utara Tokyo, terdiri dari tempat tokamak berbentuk donat berisi plasma berputar yang dipanaskan hingga 200 juta derajat Celcius.

JT-60SAI adalah proyek gabungan Uni Eropa dan Jepang, dan merupakan cikal bakal proyek Matahari buatan lebih besar di Prancis, International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang sedang dibangun. Tujuan akhir adalah membuat inti hidrogen di dalam agar menyatu jadi satu unsur yang lebih berat, helium, melepaskan energi dalam bentuk cahaya dan panas, dan meniru proses dalam Matahari.

Mereka berharap dapat mencapai tujuan utama teknologi fusi nuklir, yaitu energi bersih. Sam Davis, wakil pemimpin proyek JT-60SA, mengatakan perangkat tersebut akan membawa lebih dekat ke energi fusi.

"Ini adalah hasil kolaborasi antara lebih dari 500 ilmuwan dan insinyur serta lebih dari 70 perusahaan di seluruh Eropa dan Jepang," kata Davis saat peresmian.

"Energi fusi, kekuatan di balik Matahari dan bintang-bintang, telah menjadi hadiah besar bagi penelitian energi selama beberapa dekade, sejak upaya pertama kali dilakukan pada tahun 1950an dan 60an untuk menemukan cara mereproduksi kekuatan Matahari di Bumi ini," katanya belum lama ini dalam update terbaru.

"Tidak hanya (fusi) yang bebas dari gas rumah kaca dan bebas dari limbah nuklir yang berumur panjang, namun juga kompak dan dapat menghasilkan sejumlah energi yang berguna untuk industri," kata insinyur Inggris-Jerman tersebut.

Pembuatannya memakan waktu 15 tahun. JT-60SA tingginya 15,5 meter dan lebar 13,7 meter. "Dengan hanya satu gram (0,04 ons) bahan bakar campuran, kita dapat memperoleh energi setara delapan ton minyak," kata Takahiro Suzuki, wakil manajer proyek untuk proyek gabungan Jepang dengan Uni Eropa.

Namun meskipun telah dilakukan upaya puluhan tahun, teknologi ini masih dalam tahap awal dan harganya sangat mahal."Fusi nuklir tentu saja dapat berkontribusi pada energi di masa depan. Sulit untuk menentukan jangka waktu pastinya. Hal ini pada akhirnya akan tergantung pada seberapa banyak investasi yang dilakukan di bidang ini (dan) seberapa besar keinginan masyarakat untuk menjadikan hal ini sebagai solusi," kata Davis.

Sumber: detik.com



Yuk Bagikan :

Baca Juga

11 Orang Unggulan Itu Lolos!
Kamis, 11 Juli 2024 19:05 WIB
Tiga Dosen UBB Dapat Hak Paten
Rabu, 03 Juli 2024 23:36 WIB